Hari ini memang tidak dingin, kawan, bahkan matahari sedang merona dan menampakkan sinarnya, angin hanya sebentar mengalir, udara yang lembab menjadikannya gerah. Padahal hujan juga tak kunjung datang. Sesekali, tapi tidak lama. Aku rindu hujan, rindu suasana itu, rindu dirinya, rindu waktu yang membuat kami berhenti di ruang yang kami lupakan.
Puisi di Musim yang Dingin
By Me
Suatu hari yang dingin, aku bertemu angin
dia semilir, menawarkan getir, menusuk sendi- sendi hati perlahan- perlahan
Perih, nyeri, ngilu, tapi disitulah dia terbebas, mengalir berayun dan mendayu
Aku ingin mengeluh, tapi tak berpeluh
Malu rasanya jika terus menerus berkutat dengan debu masa lalu yang mungkin sudah berkarat pekat, sementara waktu terus berlalu
Aku rindu bau hujan
Dia rintik tapi tak setitik, banyak, beradu, sambil bernyayi menghilangkan sepi
Tapi hari ini, padi mulai menguning, dan mereka pun tersungging dalam senyum memanen sekeping dua keping
Aku rindu menjemput fajar
bersama langkah demi langkah kaki yang tidak pernah menyerah walau sendiri
Terima kasih sudah Kau ingatkan aku dalam dingin semilir angin
Sebab jika hujan turun, aku tidak tahan dengan sisa basah airnya
Dia menggenang lebih lama
Tapi angin, dia pergi, tidak akan pernah kembali, menghilang bersama hembusannya
Biarlah benih- benih itu bertaburan di padang ilalang tanpa batas
Dan aku pun bisa berlarian diantaranya, bersama senja yang merah merona kala sore itu.